Untuk
mereka yang membuatku kuat ,
khusus untuk
dia yang selalu membuat ku tertawa lepas berada di dekat nya ,merasa lebih
nyaman berada di dekat nya ,
Ini bukan
hanya ungkapan terima kasih , ini adalah
wujud ketulusanku .
Aku yakin
itu dia .
Sejak
pertama mengenalnya , aku percaya dia bahkan lebih nyata dari yang kulihat .
Dia tak
hanya membayangi , tapi ikut mengiringi hentakan kakiku yang kini melangkah
lelah .
Aku
ogah-ogahan , namun dia menarikku hingga aku tiba diujung semangat . Aku tertawa
, aku bahagia , dan aku ingin berterima kasih padanya . **Aku masih
sering melihatnya, Selalu bahkan .
Awalnya aku
tak yakin ,
tapi
kehadirannya malah memaksa setiap saraf otakku untuk mengingat semua yang ada
padanya .
Aku tak
pernah berpikir panjang jika aku merasa hatiku tak bisa menahan rinduku padanya
.
Aku
menghubunginya ,
tapi aku
menutupi alasan mengapa aku melakukan hal tersebut .
Aku bodoh ,
atau mungkin dia yang terlalu jauh untuk kujangkau .
Sebut
namanya Sinar .
Dia dan
ceritanya memaksaku untuk masuk dalam lingkaran yang berisi apapun tentangnya .
Hidupnya
selayak kotak musik , dan aku
hanya orang yang bahkan belum pernah menyentuh kotak musik itu . Dia berdiri , dan aku seakan jongkok menatap
matanya yang selalu bicara .
Aku
meninggikannya .
Entah dia
menganggapku ada atau tidak .
Dia Sinar , tapi terlalu redup untuk
menerangi dunianya sendiri .
Aku ingin
membantu . Menolong mengurangi kesedihan yang membelenggunya . Sayangnya
aku rapuh, Membimbing tangannya pun ragaku memberontak .
Aku heran ,
ini kesalahanku atau bukan .
Tapi aku
menarik diri ketika kurasakan ada yang berbeda dari Sinar . Aku malah
menenggelamkan kepedulianku padanya ke titik terbawah .
Dia
memikirkanku atau tidak pun , aku akan tetap mundur jauh . Aku sadar ,
aku kalah telak dari yang lain . Aku itu
angka nol dan sepuluh untuk Sinar .**
Sinar pun bangkit berdiri .
Dia tak kuat
, aku tahu
Dia hanya
terpaksa . Terpaksa melakoni drama yang kini malah menjebaknya .
Jujur aku
benci , sakit rasanya melihat Sinar yang seperti itu .
Dia terlihat
buta pada dunianya yang dulu .
Dia sendiri
,
namun kekuatannya seperti magnet yang menarik perhatian angkasa raya .
Dia ubah
arahnya , dia menukar parasnya , dan yang paling
kuingat dia mengganti warna pancarannya .
Sinar
berbeda , tapi aku masih ada untuknya .
Sinar
berlari , aku pun akan sprint mengikutinya .
Sinar
melompat , aku akan terbang agar sampai padanya .
Mereka tak
tahu apa pun tentang Sinar , dan aku terlalu banyak tahu
tentangnya.
Sinar
berhalusinasi . Dia berjalan , sedetik setelah matanya memaksa bangun .
Tidak , aku
merasakan firasat yang tak baik .
Sinar
semakin jauh , jauh , jauh sekali .
Sinar menghilangkan
cahayanya sendiri .
Sinar tidak
cerah sama sekali .
Aku takut ,
takut dia pergi dan tak menemuiku lagi . Aku takut tak mendengar ceritanya .
Suasana
langit ini makin buram . Kelabu menjadi tautan kehadiranku saat ini .
Sinar
mengubah segalanya . Semuanya kelam .
Ketidakhadiran
Sinar malah membuat jagad ini bisu.
Sinar
sekarang terlihat berbeda .
Dia tetap
indah , meski aku tak pernah melihatnya seredup ini .
Aku
menyambutnya , dan kini aku bersamanya .
Dia
satu-satunya pengecualian yang aku punya .
Kali ini aku
menyebutnya Dear .
karena aku
lebih menyayanginya dari pada yang kurasakan Kini lihatlah aku,
yang akan
selalu hadir bersama Sinar , membentangi
alam ini , menghiasi langit di atas kalian
Kiriman dari :
Kak Aldo
Kiriman dari :
Kak Aldo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar