Rabu, 30 Desember 2015

♥ DEAR : SEBUAH PENGECUALIAN ♥

Untuk mereka  yang membuatku kuat ,
khusus untuk dia yang selalu membuat ku tertawa lepas berada di dekat nya ,merasa lebih nyaman berada di dekat nya ,

Ini bukan hanya ungkapan terima kasih ,  ini adalah wujud ketulusanku .

Aku yakin itu dia .
Sejak pertama mengenalnya , aku percaya dia bahkan lebih nyata dari yang kulihat .
Dia tak hanya membayangi , tapi ikut mengiringi hentakan kakiku yang kini melangkah lelah .
Aku ogah-ogahan , namun dia menarikku hingga aku tiba diujung semangat . Aku tertawa , aku bahagia , dan aku ingin berterima kasih padanya . **Aku masih sering melihatnya,  Selalu bahkan .

Awalnya aku tak yakin ,
tapi kehadirannya malah memaksa setiap saraf otakku untuk mengingat semua yang ada padanya .
Aku tak pernah berpikir panjang jika aku merasa hatiku tak bisa menahan rinduku padanya .

Aku menghubunginya ,
tapi aku menutupi alasan mengapa aku melakukan hal tersebut .

Aku bodoh , atau mungkin dia yang terlalu jauh untuk kujangkau .

Sebut namanya Sinar .


Dia dan ceritanya memaksaku untuk masuk dalam lingkaran yang berisi apapun tentangnya .
Hidupnya selayak kotak musik , dan aku hanya orang yang bahkan belum pernah menyentuh kotak musik itu . Dia berdiri , dan aku seakan jongkok menatap matanya yang selalu bicara .

Aku meninggikannya .
Entah dia menganggapku ada atau tidak .

Dia Sinar , tapi terlalu redup untuk menerangi dunianya sendiri .
Aku ingin membantu . Menolong mengurangi kesedihan yang membelenggunya . Sayangnya aku rapuh, Membimbing tangannya pun ragaku memberontak .

Aku heran , ini kesalahanku atau bukan .
Tapi aku menarik diri ketika kurasakan ada yang berbeda dari Sinar . Aku malah menenggelamkan kepedulianku padanya ke titik terbawah .

Dia memikirkanku atau tidak pun , aku akan tetap mundur jauh . Aku sadar , aku kalah telak dari yang lain . Aku itu angka nol dan sepuluh untuk Sinar .**

Sinar pun bangkit berdiri .

Dia tak kuat , aku tahu
Dia hanya terpaksa . Terpaksa melakoni drama yang kini malah menjebaknya . 
Jujur aku benci , sakit rasanya melihat Sinar yang seperti itu .

Dia terlihat buta pada dunianya yang dulu .
Dia sendiri , 
namun kekuatannya seperti magnet yang menarik perhatian angkasa raya .
Dia ubah arahnya , dia menukar parasnya , dan yang paling kuingat dia mengganti warna pancarannya .

Sinar berbeda , tapi aku masih ada untuknya .
Sinar berlari , aku pun akan sprint mengikutinya .
Sinar melompat , aku akan terbang agar sampai padanya .

Mereka tak tahu apa pun tentang Sinar , dan   aku terlalu banyak tahu tentangnya.
Sinar berhalusinasi . Dia berjalan , sedetik setelah matanya memaksa bangun .

Tidak , aku merasakan firasat yang tak baik .
Sinar semakin jauh , jauh , jauh sekali .
Sinar menghilangkan cahayanya sendiri .
Sinar tidak cerah sama sekali .

Aku takut , takut dia pergi dan tak menemuiku lagi . Aku takut tak mendengar ceritanya .
Suasana langit ini makin buram . Kelabu menjadi tautan kehadiranku saat ini .

Sinar mengubah segalanya . Semuanya kelam .
Ketidakhadiran Sinar malah membuat jagad ini bisu.
Sinar sekarang terlihat berbeda .
Dia tetap indah , meski aku tak pernah melihatnya seredup ini .

Aku menyambutnya , dan kini aku bersamanya .
Dia satu-satunya pengecualian yang aku punya .

Kali ini aku menyebutnya Dear .

karena aku lebih menyayanginya dari pada yang kurasakan Kini lihatlah aku,
yang akan selalu hadir bersama Sinar , membentangi alam ini , menghiasi langit di atas kalian

Kiriman dari :
Kak Aldo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar