Rabu, 30 Desember 2015

♥ TENTANG CINTA ♥

Aku bertanya pada alam semesta tentang arti CINTA,
lalu satu demi satu mereka menjawab

Bumi menjawab:
CINTA adalah hamparan tempat tumbuh segala bahagia dan harapan akan itu. Ia memang dipijak dan dihinakan, tetapi ia tak peduli. Cinta hanya memberi, dan itu sajalah keinginannya.

Air menjawab:
CINTA adalah hujan yang menumbuhkan benih-benih rasa kesukaan, kerelaan akan kerinduan dan kesenduan, atau samudera kasih yang luas sebagai naungan segala perasaan

Api menjawab:
CINTA adalah panas yang membakar segala, ia memusnahkan untuk dapat hidup dan menyala. Demi merasakannya, makhluk rela terbakar dalam amarah dan kedurhakaan.

Angin menjawab:
CINTA adalah hembusan yang menebar sayang tanpa tahu siapa tujuannya. Orang kata, ia buta, sebab itu inginnya. Ia tak kelihatan, tetapi tanpanya segala jiwa akan hampa.

Langit menjawab:
CINTA adalah keluasan tanpa batas. Luasnya tiada makhluk yang tahu. Kecuali cinta itu bahagia yang biru, atau derita kelam yang kelabu

Matahari menjawab:
CINTA adalah hidup untuk memberi tenaga kehidupan dan cahaya harapan. Ia tak akan jemu memberi sampai ia padam dan mati.

Pohon menjawab:
CINTA adalah akar yang menopang segalanya. Ia ikhlas sehingga tak perlu dilihat dan dikenal. Tetapi ia terus memberi agar batang tetap kukuh abadi, berbuah dan berbunga indah.

♥ DEAR : SEBUAH PENGECUALIAN ♥

Untuk mereka  yang membuatku kuat ,
khusus untuk dia yang selalu membuat ku tertawa lepas berada di dekat nya ,merasa lebih nyaman berada di dekat nya ,

Ini bukan hanya ungkapan terima kasih ,  ini adalah wujud ketulusanku .

Aku yakin itu dia .
Sejak pertama mengenalnya , aku percaya dia bahkan lebih nyata dari yang kulihat .
Dia tak hanya membayangi , tapi ikut mengiringi hentakan kakiku yang kini melangkah lelah .
Aku ogah-ogahan , namun dia menarikku hingga aku tiba diujung semangat . Aku tertawa , aku bahagia , dan aku ingin berterima kasih padanya . **Aku masih sering melihatnya,  Selalu bahkan .

Awalnya aku tak yakin ,
tapi kehadirannya malah memaksa setiap saraf otakku untuk mengingat semua yang ada padanya .
Aku tak pernah berpikir panjang jika aku merasa hatiku tak bisa menahan rinduku padanya .

Aku menghubunginya ,
tapi aku menutupi alasan mengapa aku melakukan hal tersebut .

Aku bodoh , atau mungkin dia yang terlalu jauh untuk kujangkau .

Sebut namanya Sinar .

Kisah Nyata, Keajaiban Sedekah dan Jodoh

Keajaiban sedekah dan jodoh telah banyak dirasakan oleh muslim dan muslimah. Salah satunya adalah wanita lajang berusia 37 tahun ini, yang datang kepada salah seorang ustadz untuk bertanya tentang jodoh. Ustadz Yusuf Mansur menuliskan kisah nyata tersebut dalam buku Kun Fayakun 2:

“Ustadz, cari jodoh susah ya?” tanya wanita itu setelah bertemu sang ustadz.
“Makanya, jodoh jangan dicari, tapi dibeli” jawab ustadz, membuat wanita ini tertawa sekaligus keheranan.
“Beli di mana, Ustadz? Memang ada yang jualan jodoh?”
“Ada!”
“Siapa?”
“Allah, Rabbul ‘alamin,” jawab ustadz mantap, “Kata Rasul ‘Dhau’ mardhakum bish shadaqah’ belilah penyakit dengan sedekah, termasuk penyakit kesepian, yaitu jomblo”
“Insya Allah, Ustadz. Saya akan sedekah”
“Iya, pulang, dah. Insya Allah dapat jodoh. Insya Allah”

Wanita ini pun pulang. Lalu, ia mampir ke masjid di kompleknya. Ia segera mendatangi takmir masjid tersebut.
“Pak, saya ingin sedekah di sini. Kira-kira masjid butuh apa yang bisa saya sedekahkan di sini?”
“Kebeneran, Neng, kami lagi melelang lantai. Satu meternya 150 ribu rupiah” jawab takmir.?

Wanita ini membuka dompetnya. Awalnya, ia hanya mengambil 150 ribu rupiah. Begitu ingat pesan bahwa kalau sedekah kita harus poll, akhirnya ia bersedekah 4 kali lipatnya: 600 ribu rupiah, dapat 4 meter.

“Pak takmir, doain ya, supaya hajat saya terkabul” katanya setelah menyerahkan sedekah.
“Memang, hajatnya apa, Neng?” tanya takmir.
“Ada, rahasia” kata si Neng, merahasiakan keinginannya mendapatkan jodoh. Namun, meskipun takmir tidak tahu apa hajatnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Tahu. Allah mengetahui bahwa wanita ini telah bersedekah dan sangat membutuhkan jodoh.

Tak lama kemudian, datang 4 orang melamar wanita ini, dalam waktu yang berdekatan. Subhanallah, setelah lama menanti jodoh, kini wanita ini malah dikasih Allah pilihan, memilih mana diantara 4 orang yang datang. Angka 4 persis seperti sedekahnya yang bernilai 4 meter lantai Masjid. Subhanallah... sungguh kisah nyata ini menjadi bukti keajaiban sedekah dan jodoh. 
[Disarikan dari buku Kun fayakun 2 karya Ust. Yusuf Mansur]

sumber :

Sabtu, 26 Desember 2015

WAFATNYA RASULULLAH SAW, BANJIR AIR MATA PARA SAHABAT, BANJIR AIR MATA KITA

Diriwayatkan bahwa surah Al-Maidah ayat 3 diturunkan pada sesudah waktu Ashar yaitu pada hari Jum’at di Padang Arafah pada musim haji penghabisan (Wada’). Pada masa itu Rasulullah s.a.w. berada di Arafah di atas unta. Ketika ayat ini turun Rasulullah s.a.w. tidak begitu jelas penerimaannya untuk mengingat isi dan makna yang terkandung dalam ayat tersebut. Kemudian Rasulullah s.a.w. bersandar pada unta beliau, dan unta beliau pun duduk perlahan-lahan.

Setelah itu turun malaikat Jibril a.s. dan berkata:
“Wahai Muhammad, sesungguhnya pada hari ini telah disempurnakan urusan agamamu, maka terputuslah apa yang diperintahkan oleh Allah s.w.t. dan demikian juga apa yang terlarang oleh-Nya. Karena itu, kumpulkan para sahabatmu dan beritahu mereka bahwa hari ini adalah hari terakhir aku bertemu denganmu.”

Setelah Malaikat Jibril a.s. pergi maka Rasulullah s.a.w. pun berangkat ke Mekah dan terus pergi ke Madinah. Setelah Rasulullah s.a.w. mengumpulkan para sahabat, pun menceritakan apa yang telah diberitahu malaikat Jibril a.s. Ketika para sahabat mendengarnya berita itu, mereka pun gembira sambil berkata: “Agama kita telah sempurna! Agama kila telah sempurna!”

Ketika Abu Bakar r.a. mendengar kabar Rasulullah s.a.w. itu, ia tidak dapat menahan kesedihannya. Ia pun kembali ke rumah lalu mengunci pintu dan menangis sekuat-kuatnya. Abu Bakar r.a. menangis dari pagi hingga malam. Kisah tentang Abu Bakar r.a. menangis ini sampai kepada para sahabat lain.

Maka berkumpullah mereka di depan rumah Abu Bakar r.a. dan mereka berkata: “Wahai Abu Bakar, apakah yang telah membuat engkau menangis sehingga menyedihkan sekali keadaanmu? Seharusnya engkau gembira karena agama kita telah sempurna.” Mendengar itu, Abu Bakar r.a. pun berkata, “Wahai para sahabatku, kamu semua tidak tahu tentang musibah yang akan menimpa kamu. Tidakkah kamu tahu bahwa apabila suatu perkara itu telah sempurna maka akan kelihatanlah kekurangannya. Turunnya ayat tersebut menunjukkan perpisahan kita dengan Rasulullah s.a.w.. Hasan dan Husein menjadi yatim dan para istri nabi menjadi janda.”

Setelah mereka mendengar penjelasan Abu Bakar r.a.. sadarlah mereka lalu mereka pun menangis sejadi-jadinya. Kabar tangisan mereka kemudian sampai ke para sahabat yang lain. Mereka pun memberitahu Rasulullah s.a.w. Berkata salah seorang dari sahabat,“Ya Rasulullah s.a.w., kami baru kembali dari rumah Abu Bakar r.a. dan kami dapati banyak orang menangis dengan suara keras sekali di depan rumah beliau.” Berubahlah wajah Rasulullah s.a.w. dan dengan bergegas beliau menuju ke rumah Abu Bakar r.a. Setelah sampai, Rasulullah s.a.w. melihat kepada semua yang menangis dan bertanya,“Wahai para sahabatku, mengapa kamu semua menangis?”

Senin, 14 Desember 2015

Ajari aku tuk memilih pendamping hidupku

Ibu, Ajariku tuk memilih pendamping hidupku
Suatu hari, seorang anak lelaki bertanya pada Sang Ibu,

 "Bu, jika kelak anakmu ini akan menikah.
Istri seperti apa yang mesti kupilih?"

Sang Ibu yang bijak pun menjawab,
"Nak, Seorang istri yang baik adalah dia yang saat kau pandang hilanglah resahmu.
Saat Kau bersamanya tentram hatimu. 
Saat kau pamit menjemput rizki, ia lambaikan tangannya sambil mendoakanmu..."

Sang Ibu pun bersenandung :
..............................
Mencipta rumahnya seindah surga
menjaga akhlaqnya sebening mata
Qona’ah selendangnya dalam rumah tangga
sejuk di kalbunya tunduk pandangnya
..............................
(Permata dunia, Suara Persaudaraan)

"Tapi Bu... aku kan belum tahu sifatnya. Bagaimana mungkin aku dapat
mengenalnya" Sang anak menyela.

Sang ibu menjawab "Nak.. Jika kau ingin melihat kasih sayangnya
padamu, lihatlah bagaimana ia memuliakan ayah bundanya.

Jika kau ingin tahu apakah ia kasih terhadap anak-anakmu kelak,
lihatlah perlakuannya terhadap adik kakaknya."
"Lalu bagaimana jika aku ingin memiliki istri secantik Aisyah, secerdas
Anna, dan setulus Maryam" Sambil tersipu sang anak bertanya.
"Kau harus memiliki jiwa setegar Azzam juga berilmu dan sebijak
Fahri," Jawab Sang Ibu.

Sang Anak termenung sejenak.. Sang Ibu menandaskan kembali, "Nak...
jodohmu sudah ada di tanganNya.
jangan pernah kau khawatir. Khawatirlah jika kau belum bisa memperbaiki diri.
Khawatirlah bila kau belum pantas menjadi seorang suami bagi pendampingmu.
Khawatirlah jika ibadahmu hanya tuk dilihat olehnya.
Padahal Dia yang memberikannya untukmu.

Nak, perbaiki akhlakmu, maka kau kan dapatkan gadis pujaan hatimu.
Luruskan niatmu, maka kau kan dapatkan biadari dunia akhiratmu.
Sempurnakan ikhtiarmu, maka jodohmu kan mendekat padamu
" Pesan
Sang Ibu.


ISTRI ITU PENDAMPING, BUKAN PEMBANTU

Di Subuh yang dingin...ku dapati Ibu sudah sibuk memasak di dapur.
"Ibu masak apa? Bisa ku bantu?"
"Ini masak gurame goreng. Sama sambal tomat kesukaan Bapak" sahutnya.
"Alhamdulillah.. mantab pasti.. Eh Bu.. calon istriku kayaknya dia tidak bisa masak loh..."
"Iya terus kenapa..?" Sahut Ibu.
"Ya tidak kenapa-kenapa sih Bu.. hanya cerita saja, biar Ibu tak kecewa, hehehe"
"Apa kamu pikir bahwa memasak, mencuci, menyapu, mengurus rumah dan lain lain itu kewajiban Wanita?"
Aku menatap Ibu dengan tak paham.
Lalu beliau melanjutkan, "Ketahuilah Nak, itu semua adalah kewajiban Lelaki. Kewajiban kamu nanti kalau sudah beristri." katanya sambil menyentil hidungku.

"Lho, bukankah Ibu setiap hari melakukannya?"
Aku masih tak paham juga.
"Kewajiban Istri adalah taat dan mencari ridho Suami." kata Ibu.

"Karena Bapakmu mungkin tidak bisa mengurusi rumah, maka Ibu bantu mengurusi semuanya. Bukan atas nama kewajiban, tetapi sebagai wujud cinta dan juga wujud Istri yang mencari ridho Suaminya"

Saya makin bingung Bu.
"Baik, anandaku sayang. Ini ilmu buat kamu yang mau menikah."
Beliau berbalik menatap mataku.
"Menurutmu, pengertian nafkah itu seperti apa? Bukankah kewajiban Lelaki untuk menafkahi Istri? Baik itu sandang, pangan, dan papan?" tanya Ibu.
"Iya tentu saja Bu.."

"Pakaian yang bersih adalah nafkah.
Sehingga mencuci adalah kewajiban Suami.

Makanan adalah nafkah.
Maka kalau masih berupa beras, itu masih setengah nafkah. Karena belum bisa di makan.
Sehingga memasak adalah kewajiban Suami.

Lalu menyiapkan rumah tinggal adalah kewajiban Suami.
Sehingga kebersihan rumah adalah kewajiban Suami."

Mataku membelalak mendengar uraian Bundaku yang cerdas dan kebanggaanku ini.

"Waaaaah.. sampai segitunya bu..?
Lalu jika itu semua kewajiban Suami.
 Kenapa Ibu tetap melakukan itu semuanya tanpa menuntut Bapak sekalipun?"

"Karena Ibu juga seorang Istri yang mencari ridho dari Suaminya.
Ibu juga mencari pahala agar selamat di akhirat sana.

Karena Ibu mencintai Ayahmu, mana mungkin Ibu tega menyuruh Ayahmu melakukan semuanya. Jika Ayahmu berpunya mungkin pembantu bisa jadi solusi.
Tapi jika belum ada, ini adalah ladang pahala untuk Ibu."
Aku hanya diam terpesona.

"Pernah dengar cerita Fatimah yang meminta pembantu kepada Ayahandanya,
 Nabi, karena tangannya lebam menumbuk tepung? Tapi Nabi tidak memberinya.
Atau pernah dengar juga saat Umar bin Khatab diomeli Istrinya? Umar diam saja karena beliau tahu betul bahwa wanita kecintaannya sudah melakukan tugas macam-macam yang sebenarnya itu bukanlah tugas si Istri."

"Iya Buu..."
Aku mulai paham,
"Jadi Laki-Laki selama ini salah sangka ya Bu, seharusnya setiap Lelaki berterimakasih pada Istrinya. Lebih sayang dan lebih menghormati jerih payah Istri."

Ibuku tersenyum.
"Eh. Pertanyaanku lagi Bu, kenapa Ibu tetap mau melakukan semuanya padahal itu bukan kewajiban Ibu?"

"Menikah bukan hanya soal menuntut hak kita, Nak.
 Istri menuntut Suami, atau sebaliknya.
Tapi banyak hal lain.

  • Menurunkan ego. 
  • Menjaga keharmonisan. 
  • Mau sama mengalah. 
  • Kerja sama. 
  • Kasih sayang. 
  • Cinta. Dan 
  • Persahabatan. 

Menikah itu perlombaan untuk berusaha melakukan yang terbaik satu sama lain.
- Yang Wanita sebaik mungkin membantu Suaminya.
- Yang Lelaki sebaik mungkin membantu Istrinya.
Toh impiannya rumah tangga sampai Surga"

"MasyaAllah.... eeh kalo calon istriku tahu hal ini lalu dia jadi malas ngapa-ngapain, gimana Bu?"

"Wanita beragama yang baik tentu tahu bahwa ia harus mencari keridhoan Suaminya.
Sehingga tidak mungkin setega itu.
Sedang Lelaki beragama yang baik tentu juga tahu bahwa Istrinya telah banyak membantu.
Sehingga tidak ada cara lain selain lebih mencintainya."

Kutipan dari fanspage

Percayalah Pada Nya

Jika Allah Sanggup Mengatur 
Matahari Tetap Pada Tempatnya, 
Planet Pada Lintasannya, 
Mengatur Jarak Langit dan Bumi. 
Mengatur Jarak Antar Bintang Sekian KM Jauhnya. 
Maka 
Tidak Sulit Baginya Jodoh Yang Mungkin Hanya Berjarak 100m Dari Kita


By : Kak Aldo 

Kamis, 10 Desember 2015

memori