Sabtu, 13 Juni 2015

KISAH SEKUNTUM BUNGA MATAHARI

Sekuntum bunga matahari tumbuh diantara sampah sampah dan barang-barang bekas.  Bunga matahari itu begitu sedih karena tidak tumbuh di taman yang indah, bersih dan luas seperti teman-temannya yang  lain.  Di tempat pembuangan sampah dan barang- barang bekas tersebut, tidak orang yang menikmati keindahannya, juga tidak ada kupu kupu yang hinggap di atasnya.  Bunga matahri tersebut selalu bersedih jika  memikirkan nasibnya.

Di suatu pagi yang cerah, seekor burung gereja datang dan hinggap di sebuah dahan pohon persis di samping bunga matahari.  “hai kamu kelihatan sangat cantik”, kata burung gereja.  “Tidak saya ini jelek.  Lihatlah teman-teman saya yang kelihatan jauh lebih anggun karena tumbuh di taman yang lebih bersih dan terawat.  Mereka jauh lebih tinggi dari bunga juga lebih indah,” jawab bunga matahari sedih.  “Tidak menurut saya, kamu jauh lebih cantik,”  kata burung gereja.  Setelah itu ia terbang meninggalkan bunga matahari.  Sejak hari itu, burung gereja selalau datang mengunjungi bunga matahari dan mereka pun menjadi sahabat.

Hari demi hari, bunga itu  memperlihatkan banyak perubahan : warnanya semakin cerah, ia tinggi dan semakin subur.  Tetapi beberapa hari kemudian, burung gereja tidak lagi datang menemui binga matahari.  Satu, dua, tiga hari…. burung itu tidak juga muncul.  Bunga matahari menjadi cemas apakah yang sudah terjadi terhadap burung gereja.

Keesokan paginya  bunga matahri itu melihat burung itu diam tak berdaya di bawahnya.  Dia kelihatan sangat lemah.  “Beberapa hari ini saya tidak mendapatkan makanan dan saya kini menjadi sangat lemah, saya datang kesini agar mati didekatmu,” kata burung gereja.  “jangan… jangan… kamu tidak boleh mati,” teriak bunga matahari.  Setelah itu ,  bunga matahari menundukkan kelopak bunganya dan biji biji bunganya berjatuhan kebawah.  Dengan tenaga yang masih tersisa, burung gereja mematuk biji-biji bunga matahari dan memakannya.  Ia pun kembali mendapatka tenaga yang baru.


Keesokan paginya ia hendak berterimakasih kepada bunga matahari, tetapi betapa kagetnya dia ketika menemukan kelopak bunga matahari itu telah rontok. “jangan pikirkan saya, sudah saatnya bagi saya untuk mati.  Dulu saya mengira bahwa keberadaan saya disini tidak berguna, tetapi sekarang saya menyadari bahwa Tuhan punya maksud untuk segala sesuatunya.  Saya sadar bahwa hidup saya begitu berarti.  Kamu sudah menyadarkan saya bahwa hidup saya sangat berarti,” kata bunga matahari.


Kawan ini memang hanya sebuah cerita tetapi yakinlah bahwa Tuhan punya maksud untuk hidup kita.  Dia tidak pernah menciptakan sesuatu dengan sia-sia, jadi buanglah rasa tidak berarti.  Temukan dan lakukan sesuatu yang akan memberkati orang lain, dengan demikian hidup kita akan berarti.  Berilah dorongan kepada mereka yang merasa bahwa hidupnya tidak berarti.  Beritahukanlah kelebihan yang mereka miliki, yang dapat mereka gunakan untuk memberkati sesama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar