Sekuntum bunga matahari tumbuh diantara sampah
sampah dan barang-barang bekas. Bunga matahari itu begitu sedih karena
tidak tumbuh di taman yang indah, bersih dan luas seperti teman-temannya
yang lain. Di tempat pembuangan sampah dan barang- barang bekas
tersebut, tidak orang yang menikmati keindahannya, juga tidak ada kupu kupu
yang hinggap di atasnya. Bunga matahri tersebut selalu bersedih jika
memikirkan nasibnya.
Di suatu pagi yang cerah, seekor burung gereja
datang dan hinggap di sebuah dahan pohon persis di samping bunga
matahari. “hai kamu kelihatan sangat cantik”, kata burung
gereja. “Tidak saya ini jelek. Lihatlah teman-teman saya yang
kelihatan jauh lebih anggun karena tumbuh di taman yang lebih bersih dan
terawat. Mereka jauh lebih tinggi dari bunga juga lebih indah,”
jawab bunga matahari sedih. “Tidak menurut saya, kamu jauh lebih
cantik,” kata burung gereja. Setelah itu ia terbang
meninggalkan bunga matahari. Sejak hari itu, burung gereja selalau datang
mengunjungi bunga matahari dan mereka pun menjadi sahabat.
Hari demi hari, bunga itu memperlihatkan
banyak perubahan : warnanya semakin cerah, ia tinggi dan semakin subur.
Tetapi beberapa hari kemudian, burung gereja tidak lagi datang menemui binga
matahari. Satu, dua, tiga hari…. burung itu tidak juga muncul.
Bunga matahari menjadi cemas apakah yang sudah terjadi terhadap burung gereja.
Keesokan paginya bunga matahri itu melihat
burung itu diam tak berdaya di bawahnya. Dia kelihatan sangat
lemah. “Beberapa hari ini saya tidak mendapatkan makanan dan saya
kini menjadi sangat lemah, saya datang kesini agar mati didekatmu,” kata
burung gereja. “jangan… jangan… kamu tidak boleh mati,” teriak bunga
matahari. Setelah itu , bunga matahari menundukkan kelopak bunganya
dan biji biji bunganya berjatuhan kebawah. Dengan tenaga yang masih
tersisa, burung gereja mematuk biji-biji bunga matahari dan memakannya.
Ia pun kembali mendapatka tenaga yang baru.
Keesokan paginya ia hendak berterimakasih kepada
bunga matahari, tetapi betapa kagetnya dia ketika menemukan kelopak bunga
matahari itu telah rontok. “jangan
pikirkan saya, sudah saatnya bagi saya untuk mati. Dulu saya mengira
bahwa keberadaan saya disini tidak berguna, tetapi sekarang saya menyadari
bahwa Tuhan punya maksud untuk segala sesuatunya. Saya sadar bahwa hidup
saya begitu berarti. Kamu sudah menyadarkan saya bahwa hidup saya sangat
berarti,” kata bunga matahari.
Kawan ini memang hanya sebuah cerita tetapi
yakinlah bahwa Tuhan punya maksud untuk hidup kita. Dia
tidak pernah menciptakan sesuatu dengan sia-sia, jadi buanglah rasa tidak
berarti. Temukan dan lakukan sesuatu yang akan memberkati orang lain,
dengan demikian hidup kita akan berarti. Berilah dorongan kepada mereka
yang merasa bahwa hidupnya tidak berarti. Beritahukanlah kelebihan yang
mereka miliki, yang dapat mereka gunakan untuk memberkati sesama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar