Laman

Sabtu, 20 November 2010

Sulaman yang belum jadi

Mungkin kita sering mendengar kata-kata “hidup ini tidak adil”, yang bisa kita dengar dari cerita sinetron-sinetron di layar televisi atau bisa kita dengar ucapan dari orang-orang di sekeliling kita.
Pada saat masalah datang menghampiri,
Pada saat keberuntungan tidak berpihak kepada kita,
Pada saat yang diinginkan tidak tercapai dan berbagai alasan lainnya,
membuat kata-kata itu terlontar dari mulut kita.

Namun, apakah benar bahwa hidup ini tidak adil?
Bagi sebagian orang bisa mengatakan ya, namun yang lain bisa berkata tidak.

Aku termasuk salah satu orang yang mengatakan tidak, karena bagiku hidup ini sangat adil dan indah.
Walaupun kerap kali apa yang aku inginkan dan impikan belum tercapai juga,
namun dari kegagalan-kegagalan itu banyak pelajaran berharga yang bisa aku dapatkan.
  • Kegagalan mengajarkan aku bahwa tidak semua orang harus sukses di tempat yang mereka inginkan. Terkadang kesempatan yang bisa membuat kita sukses malah berada di tempat yang lain yang terkadang tak terlintas dalam pikiran kita.
  • Kegagalan mengajarkanku untuk melangkah lebih jauh dengan cara yang berbeda dari sebelumnya.
  • Kegagalan justru membuatku semakin menyadari siapa diriku sebenarnya.
  • Kegagalan juga membuatku bisa melihat kekurangan-kekurangan yang seringkali tidak terlihat pada saat aku berhasil melakukan sesuatu sesuai dengan yang aku harapkan.
Suatu malam aku diajak temanku untuk menginap di rumahnya. Kebetulan di rumahku saat itu lampu mati, sehingga aku mau menerima ajakan temanku.

Di rumah temanku, kami sempat menonton sebuah film yang cukup romantis.
Kami yang masih sama-sama lajang ini mulai ngobrol masalah percintaan.
Akhirnya kami masing-masing bercerita tentang kisah cinta di masa lalu yang berulang kali menemui kegagalan alias “ gatot “ atau gagal total. Berbagai alasan kegagalan cerita percintaan yang masih menyisakan kepedihan mendalam bagi kami yang pernah mabuk asmara ini. Di akhir pembicaraan, temanku mengatakan sesuatu yang membuatku langsung meng-iyakan apa yang ia katakan itu.

Ia teringat kata-kata kakaknya yang pernah mengatakan bahwa "hidup ini ibarat sebuah sulaman",
pada saat kita berada di bawah maka kita akan melihat sulaman itu sangat jelek sekali, namun pada saat kita berada di atas, kita akan melihat sebuah sulaman yang sangat indah sekali Aku sangat tertegun mendengar kata-kata itu.

Ya, hidup kita memang ibarat sebuah sulaman yang belum jadi. Kita seringkali melihat sulaman itu dari bawah,
kita lupa bahwa Tuhan sedang menyulam sesuatu yang indah untuk kita.
Jadi, apakah kita masih mengatakan bahwa hidup ini tidak adil?

by : Indra Lila Kusuma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar